Jika Para Nabi Fisiknya Sempurna dan Terjaga Dari Dosa (Ma'shum), Maka Bagaimana Dengan Nabi Musa Yang Lisannya Sulit Berucap dan Pernah Membunuh Seseorang Tak Berdosa ? 12-12-2018 Pengertianiman kepada Rasul adalah menyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah telah mengutus para rasul-Nya untuk menyampaikan wahyu kepada umatnya. 2. Jelaskan perbedaan nabi dan rasul! Jawaban: - Rasul membawa syariat baru, sedang Nabi tidak membawa syariat baru tapi meneruskan syariat-syariat Rasul sebelumnya Menurutsaya tugas dan tanggung jawab antara 'rasul' dan 'nabi' itu sama saja. Tidak ada yg superior dari yg lainnya. 'Rasul' dan 'Nabi' memiliki tugas dan tanggung jawab yg sama. Jadi jelas sekali bahwa Paulus mengidentikan jabatan rasul sebagai pelayan-pelayan kebenaran dlm nama Tuhan Yesus. Jikademikian sesungguhnya Nasab Qobil pembunuh Nabi dan Kan'an anak Nuh lebih mulia dari Nabi Muhammad karena orang tuanya Nabi dan Rasul shg sulbi2 merekapun sangat suci.. tetapi ini tdk menjamin mereka ahli surga. Maka alangkah lemahnya hujjah-hujjah sanggahan mereka di atas thd ayat 2 Al QUr'an dan Hadits-hadits Nabi Pendapatbahwa semua rasul adalah nabi tapi tidak semua nabi adalah rasul tidak dapat dipertahankan lagi. Karena ada beberapa rasul yang memang bukan nabi atau bahkan bukan manusia. Pendapat bahwa terdapat 124 ribu nabi dan 313 rasul patut untuk dipertanyakan. Karena orang yang dianggap sebagai nabi oleh Judaisme tidak sampai sebanyak itu Namunpada beberapa literatur yang menyatakan bahwa peletak batu pertama lmu Falak adalah Nabi Idris As, atau disebut juga dengan Hermes.Pernyataan ini dapat kita temukan dalam kita al-Khulashoh al-wafiah karya Zubaer Umar al-Jaelani, Muhtashor Muhadzab karya Syekh Muhammad Yasin al-Fadani dan lain sebagainya.. Jika kita berhenti menelusuri sejarah fundamental dalam Ilmu Falak atau Astronomi 1001jawaban dari pertanyaan yang sulit dalam Alkitab Bahan ini diambil dari sandison, 1. Siapa yang menulis berbagai macam kitab dalam Alkitab Indonesia? Jumlahnabi dan rasul ; Perbedaan nabi dan rasul juga terdapat pada jumlahnya. Jumlah Nabi sangat banyak, yaitu kurang lebih 124.000. Sementara jumlah Rasul adalah 312. Tidak semua nabi berarti rasul; Tidak semua nabi itu juga menjadi rasul, tetapi semua rasul sudah pasti termasuk nabi. Cara turunnya wahyu; Nabi hanya mendapatkan wahyu melalui mimpi. Pengertian& Perbedaan Mukjizat, Karomah, Irhas, dan Maunah. 1. Mukjizat. Kata "mukjizat" berasal dari bahasa Arab "akjaza-yukjizu-mukjizat" yang artinya, sesuatu yang melemahkan atau mengalah. Secara istilah, mukjizat bermakna sesuatu yang terjadi pada diri Nabi atau Rasul Allah SWT dan bersifat istimewa atau berada di luar batas akal manusia. Nabimenjawab, 'Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal'." Setelah memahami definisi nabi, kamu juga harus mengerti soal rasul dari segi pengertian. Kata rasul berasal dari kata irsal dari Bahasa Arab yang memiliki arti mengarahkan. Ituterjadi selama fase sulit dalam kehidupan Nabi di Mekkah. Jadi, itu adalah pengalaman yang luar biasa dan menggembirakan bagi Nabi, penuh berkah dan peristiwa besar. BACA JUGA: Beberapa Peristiwa Menakjubkan ketika Rasulullah Isra Miraj. Di bawah ini, adalah jawaban atas 3 pertanyaan penting tentang peristiwa bersejarah ini: MOJOKCO - Kenaikan Isa Almasih (atau Kenaikan Yesus Kristus, entahlah) membuat siang saya penuh pertanyaan (((transendental))).. Mungkin adalah suatu ironi ketika antara penganut Yahudi, Kristen, dan Islam, masing-masing mengetahui sedikit sekali tentang agama satu sama lain.Sebab, di keseharian, kita bisa melihat betapa banyak persilangan yang terjadi antara ketiga agama tersebut. TRIBUNNEWSCOM - Ceramah Ustadz Abdul Somad tentang hukum memperingati Nuzulul Quran di Ramadhan 1440 H.. Dua hari lagi, tepatnya pada Rabu 22 Mei 2019 kita akan memperingati Nuzulul Quran di kuis 25 nabi dan rasul kuis untuk 5th grade siswa. Temukan kuis lain seharga History dan lainnya di Quizizz gratis! Jawaban: Jawabannya adalah karena Karena Allah SWT mewajibkan setiap orang Islam agar beriman kepada semua Nabi dan Rasul yang diutus oleh-Nya, sebab nabi dan rasul diutus oleh Allah untuk untuk menyampaikan risalah. 3. Bagaimana menerapkan iman kepada rasul Allah dalam kehidupan sehari-hari? Jawaban: Cara Beriman kepada Rasul Allah. 1. EVs4aAz. JAKARTA - Kekhawatiran akibat pandemi Covid-19 saat ini dialami hampir setiap orang di seluruh dunia. Sebagian merasa takut, sebagian lainnya percaya pada harapan. Namun, ada cara pasti untuk mengatasi stres dan rasa khawatir karenanya, yaitu dengan mengikuti anjuran Nabi Muhammad sebagai panutan umat Muslim. Mengutip About Islam, Kamis 4/5, Nabi Muhammad mulai mendapat cobaan ketika usianya masih kecil. Bahkan, sebelum Nabi dilahirkan, ayahnya meninggal. Ketika ia berusia enam tahun, ibunya juga meninggal. Dia hanya memiliki kakeknya yang sangat sayang padanya. Namun sayang, kakeknya juga meninggal saat Nabi berusia delapan tahun. Hingga setelahnya, sang paman Abu Thalib menjadi walinya. Dari semua kengerian yang dialami anak semuda itu, sang Nabi melaluinya dengan ikhlas. Cobaan tersebut tak hanya dialaminya saat kecil, beranjak dewasa ia juga mendapatinya. Bahkan, ketika menjadi utusan Allah, ia mendapat banyak cobaan. Dari mulai buangan kaumnya, hingga dijauhi orang yang dulunya memuji dan mencintainya. Seiring waktu, ketika ia mendapat kepercayaan umatnya, cobaan semakin menyebar. Kali ini, tak hanya padanya, melainkan juga pada umatnya. Meski demikian, Nabi menunjukkan sikap sabar dan kebaikan, walaupun siksaan secara brutal didapatinya dan kaumnya. Alih-alih membalas dengan cara yang sama yang dibenci, Nabi tetap teguh dalam kesabaran dan permohonan serta disertai perjuangan yang konsisten. Alhasil, Allah menerima permohonan Nabi dan membawa perubahan bagi umatnya. Salah satunya ketika mereka hijrah ke Abyssinia. Hijrah yang dilakukan karena ancaman itu, merupakan pilihan sahabat ketika pertama kali meninggalkan Mekkah. Dalam keberangkatan itu, Nabi Muhammad juga menunjukkan ketulusannya dalam hijrah itu. Sebab, ia tidak pergi sampai semua orang aman dan sehat untuk melakukan perjalanan. Hal serupa juga sebenarnya terjadi di masa kini ketika para pengungsi dan pencari bantuan di seluruh dunia sedang kesulitan. Namun sayang, sifat dari Nabi saat ini terhalang manusia itu sendiri. Melanjutkan kisah Nabi, Allah memberi mukjizat pada Nabi Muhammad dengan berbagai berkah. Utamanya ketika mencapai Madinah, sang Rasul memiliki rumah, keluarga dan umat yang kuat. Terlebih, ada kebebasan beragama di sana. Hal itu semakin membuat Nabi yang telah mengalami berbagai kesulitan, selalu bertahan dan bertawakal. Tak hanya itu, sifat jujur dan sikap yang dapat dipercaya juga menjadi sifat yang ditanamkannya. Tujuannya, memperjuangkan hidup dan untuk menyenangkan Allah SWT. Dengan sikapnya tersebut, berbagai kesulitan dan solusi yang dilewatinya untuk menuntunnya dan umat Muslim pada rahmat Allah yang tak berujung. Dari banyaknya cobaan Nabi Muhammad, sebenarnya ada banyak sifat yang bisa kita latih dan manfaatkan. Utamanya, dengan membiasakan diri mencontoh Nabi, setiap teladan di berbagai bidang kehidupan tak akan dilalui dengan pilihan salah. Terlebih, ketika berpegang pada apa yang disunahkan dan dilakukan olehnya. Lebih jauh, selama masa sulit karena pandemi Covid-19 ini, sebaiknya kita bisa berikhtiar dan bersaksi. Atau, akan lebih baik jika membuat janji atau nazar kepada diri sendiri, bahwa kita akan mulai belajar lebih banyak tentang Nabi Muhammad. Di akhir, dengan menanamkan keteguhan untuk selalu tulus, dalam situasi apa pun, sikap rasional dalam segala keputusan bisa diambil. Sebab, semua yang dilakukan dan dicontohkan oleh Nabi adalah dimulai dengan niat yang tulus. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini Ada sebuah rangkaian pertanyaan yang disusun sedemikian rupa oleh orang-orang yang anti-peringatan Maulid Nabi agar pengamalnya terdiam kalah dalam beradu argumentasi atau menjadi ragu akan kebolehan memperingati Maulid Nabi Muhammad ﷺ. Pertanyaan ini sukses menipu banyak orang awam sehingga mereka menyangka bahwa Maulid Nabi adalah bid’ah yang terlarang. Rangkaian pertanyaan jebakan tersebut sebagai berikut Apakah Maulid Nabi merupakan ketaatan ataukah maksiat? Lumrahnya yang ditanya akan menjawab “Maulid adalah ketaatan”. Apakah Nabi mengetahui ketaatan tersebut atau tidak mengetahui? Di sini penanya mencoba mengarahkan pada salah satu jawaban saja. Bila yang ditanya menjawab bahwa Nabi tidak mengetahuinya, maka berarti dia menganggap Nabi bodoh dan tak mengerti soal ketaatan pada Allah. Akhirnya yang ditanya tak punya pilihan kecuali menjawab “Nabi mengetahuinya”. Bila Nabi mengetahuinya, maka apakah Nabi menyampaikan soal itu ataukah tidak? Dari sini yang ditanya terjebak dalam dilema. Bila dia menjawab bahwa Nabi tak menyampaikan soal itu berarti sama saja menuduh Nabi tak menyampaikan ajaran Islam, ini mustahil. Namun bila dia menjawab bahwa Nabi menyampaikannya, maka dia akan dituntut untuk menunjukkan ayat atau haditsnya, dan itu tak mungkin ada. Sampai pada titik ini, jebakan orang anti maulid ini berhasil membuat pengamal maulid kebingungan. Sebenarnya rangkaian pertanyaan di atas sangat lemah bahkan sama sekali tak berdasar. Pertanyaan itu hanya menipu orang-orang awam yang kurang memahami ilmu fiqh atau ilmu ushul fiqh. Begini dua cara untuk mematahkan rangkaian pertanyaan jebakan tersebut Cara pertama Bila ditanya apakah maulid Nabi merupakan ketaatan atau maksiat? Dijawab saja bahwa ketaatan berarti melakukan perintah yang ada sebelumnya. Imam al-Jurjani menjelaskan الطاعة هي موافقة الأمر طوعًا “Taat adalah melaksanakan perintah secara sukarela.” al-Jurjani, at-Ta’rîfât, halaman 140 Seperti halnya ketika Allah memerintahkan untuk shalat, maka mengerjakan shalat adalah ketaatan sedangkan meninggalkan shalat adalah maksiat atau pembangkangan terhadap perintah tersebut. Adapun maulid Nabi tidak diperintah secara khusus sehingga melakukannya tak termasuk dalam kategori ketaatan tetapi tak termasuk pula dalam kategori maksiat sebab tak ada aturan yang dilanggar. Peringatan maulid bukanlah ibadah mandiri tetapi statusnya sama dengan segala bentuk tradisi adah manusia yang tak diperintah secara khusus tetapi tak juga melanggar aturan syariat, seperti menyelenggarakan rapat, seminar atau kajian mingguan atau bulanan. Tradisi-tradisi seperti itu hukum asalnya adalah netral mubah, namun secara fiqih bila ternyata isi dan tujuan acaranya baik maka akan dihukumi sebagai kebaikan dan sebaliknya bila isi dan tujuannya negatif maka akan dianggap terlarang. Dengan demikian, pertanyaan pertama tersebut yang hanya menyediakan dua opsi antara ketaatan dan maksiat adalah pertanyaan yang terbukti salah sehingga harus ditolak. Pertanyaan selanjutnya otomatis gugur dengan sendirinya. Cara kedua Bila ditanya apakah maulid Nabi merupakan ketaatan atau maksiat? Dijawab saja bahwa maulid merupakan ketaatan dalam arti tindakan yang menimbulkan pahala sebab berisi kebaikan, meskipun tak mempunyai perintah yang khusus. Lalu bila ditanya apakah Nabi mengetahuinya atau tidak? Maka dijawab saja bahwa Nabi mengetahuinya. Bila ditanya apakah Nabi menyampaikannya atau tidak? Maka dijawab saja bahwa Nabi telah menyampaikan seluruh risalahnya tanpa terkecuali, hanya saja penyampaian Nabi Muhammad terhadap risalah dilakukan dengan dua cara, yakni Disampaikan secara literal dengan nash teks ayat atau hadits yang spesifik atau disampaikan secara global dengan isyarat atau dalil-dalil yang bersifat global. Imam an-Nawawi menjelaskan وقد قال الله تعالى ما فرطنا في الكتاب من شيء ومعناه أن من الأشياء ما يعلم منه نصا ومنها ما يحصل بالاستنباط “Allah Ta’ala telah berfirman “Tak ada sesuatu pun yang Aku luputkan dari al-Qur’an”, maknanya bahwa sesungguhnya terdapat hal-hal yang diketahui secara tegas berupa nash dan ada pula yang dihasilkan dengan cara penggalian hukum istinbat.” an-Nawawi, Syarh an-Nawawi Ala Muslim, juz XI, halaman 88 Nah, peringatan Maulid Nabi tergolong hal yang tak ada nash-nya secara spesifik namun bisa masuk dalam cakupan kategori dalil-dalil global, misalnya Dalam QS. Yunus 58, Allah memerintahkan manusia untuk bergembira atas rahmat yang diberikan Allah sedangkan dalam QS al-Anbiya 107 ditegaskan bahwa Nabi Muhammad adalah rahmat bagi seluruh alam. Dengan demikian, maka bergembira atas keberadaan Nabi di dunia merupakan hal yang sesuai dengan perintah bergembira dalam QS. Yunus 58 tersebut. Dalil umum lainnya adalah tindakan Rasul yang memperingati hari kelahirannya setiap Senin dengan puasa adalah bukti bahwa momen kelahiran beliau layak diperingati. Dan banyak dalil-dalil lainnya yang terlalu banyak untuk disebutkan dalam artikel ini yang kesemuanya dapat menjadi patokan penggalian hukum istinbath terhadap hukum peringatan Maulid Nabi. Dengan jawaban seperti di atas, penanya yang bermaksud menjebak itu akan kebingungan sebab mau tak mau dia harus mengakui bahwa memang tak semua hal ada nash-nya. Kesalahan pertanyaan itu makin jelas ketika logika itu dipakai pada seluruh hal lain yang tak ada nash-nya. Hasilnya semua akan berstatus haram, meskipun sebenarnya sunnah atau bahkan wajib sekalipun; Pembukuan Al-Qur’an menjadi satu mushaf seperti sekarang, penulisan hadits Nabi beserta seluruh ilmu hadits, pendirian lembaga pendidikan Islam, penambahan azan shalat Jumat di masa Khalifah Utsman, penambahan harakat dan titik dalam mushaf, bahkan kebiasaan penduduk Makkah saat ini yang berkumpul secara massal tiap malam 27 Ramadhan saja untuk memburu Lailatul Qadar, dan seluruh hal yang tak ada di masa Rasul akan menjadi haram tanpa kecuali sebab itu semua adalah ketaatan yang kita tak punya pilihan kecuali dianggap “diketahui Rasul” tetapi tak sekalipun Rasulullah menyampaikannya kepada kita dengan instruksi nash yang spesifik tentang itu. Namun tentu saja mengharamkan seluruh hal tersebut adalah tindakan konyol sehingga penanya tersebut harus mengakui bahwa teorinya salah total. Wallahu a'lam. Abdul Wahab Ahmad, Wakil Katib PCNU Jember dan Peneliti di Aswaja NU Center Jember Di antara makar kaum kafir Quraisy untuk menghentikan dakwah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah melontarkan sejumlah pertanyaan sulit kepada beliau agar beliau tidak dapat menjawab. Supaya akal busuk itu dapat dilaksanakan beberapa utusan Quraisy yang dipimpin oleh an-Nadhr bin al-Harits dan Uqbah bin Abu Mu’aith pergi ke Madinah untuk menemui orang-orang Yahudi. Mereka meminta kepada orang-orang Yahudi pertanyaan-pertanyaan yang mereka anggap sulit untuk dilontarkan kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Orang-orang Yahudi berkata kepada mereka, “Tanyakanlah kepada dia tentang penghuni gua, Dzul Qarnain, dan roh.” Mereka pun kembali ke Makkah untuk menemui Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Mereka melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang disarankan oleh orang-orang Yahudi itu kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Namun apa yang terjadi kemudian? Yang terjadi adalah Allah Ta’ala menurunkan ayat-ayat al-Qur’an yang berisi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu sehingga Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mampu menjawabnya. Maka terpentallah tipu daya mereka. Baca sebelumnya MENCACI AL-QUR’AN, ZAT YANG MENURUNKANNYA, DAN ORANG YANG MEMBAWANYA Baca sesudahnya USAHA MENGHENTIKAN DAKWAH RASULULLAH DENGAN RAYUAN DAN ANCAMAN Prof Dr Mahdi Rizqullah Ahmad Kisah Post navigation

pertanyaan sulit tentang nabi dan rasul